Dalam jurnal yang
berjudul “EVALUASI KAPASITAS SALURAN DRAINASE PERKOTAAN (Studi Kasus : Daerah
Tangkapan Air Klitren, Gondokusuman, Yogyakarta)”. Terdapat kriteria yang
menjadikan jurnal tersebut dapat dikatakan karya ilmiah.
1. Karya ilmiah memuat gagasan ilmiah
Saluran drainase di
Klitren tidak mampu menampung debit banjir yang terjadi. Tujuan dari penelitian
ini adalah: 1) menghitung debit limpasan
(Qp) DTA Klitren dengan kala ulang 2, 5, dan 10 tahun; 2) menghitung kapasitas
maksimum saluran drainase (Qc) di DTA Klitren; dan 3) mengevaluasi kapasitas
saluran drainase berdasarkan nilai Qp dan Qc. DTA Klitren dibagi menjadi 5 Sub
DTA dengan saluran utama untu menghitung kapasitas maksimum. Debit banjir (Qp)
dihitung menggunakan metode rasional. Kapasitas saluran (Qc) ditentukan dengan
metode slope-area. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saluran Jl. Klitren,
Jl. Klitren Selatan, Jl. Tribrata, dan Jl. Langensari tidak mampu mengalirkan
debit banjir maksimum masing-masing Sub DTA pada kala ulang 2, 5, dan 10 tahun.
Hasil ini mengindikasikan terjadinya genangan pada 4 saluran drainase tersebut.
Sedangkan saluran Jl. Kusbini dengan Qc 1.42 m3/s mampu mengalirkan Qp
rancangan yang bernilai 0.24 m3/s, 0.34 m3/s, dan 0.42 m3/s.
2. Karya ilmiah
terdiri dari unsur-unsur : kata, angka, tabel, dan gambar yang tersusun
mendukung alur pikir yang teratur.
Jurnal
tersebut memuat angka dalam penelitian sampel data, tabel Georgia Stormwater
Management Manual (2001), dan gambar Peta Penggunaan Lahan DTA Klitren untuk
mendukung data secara teratur.
3. Karya ilmiah
memiliki permasalahan dan pemecahan masalah yang menggunakan suatu alur
pemikiran dalam pemecahan masalah
Jurnal
“EVALUASI KAPASITAS SALURAN DRAINASE PERKOTAAN (Studi Kasus : Daerah Tangkapan
Air Klitren, Gondokusuman, Yogyakarta)” memiliki permasalahan tentang perubahan
lahan dari lahan alami menuju lahan terbangun. Lahan terbangun yang kedap air
akan mempengaruhi siklus hidrologi yang ada. Lahan kedap air menyebabkan
berkurangnya infiltrasi dan perkolasi pada tanah sehingga air lebih banyak
ditransformasikan menjadi limpasan permukaan. Pemecahan masalah berupa pembangunan
saluran drainase DTA Klitren dan mungkin juga sebagian besar wilayah perkotaan
Yogyakarta dilakukan dengan pertimbangan perhitungan parameter hujan, kondisi
dan fungsi lahan pada tahun perencanaan. Intensitas hujan dan penggunaan lahan
mengalami dinamika seiring dengan waktu.
4. Alur pemikiran
tersebut tertuang dalam metode penelitian
Jurnal
tersebut menggunakan metode penelitian dalam menghitung debit limpasan (Qp) DTA Klitren
dengan kala ulang 2, 5, dan 10 tahun; 2) menghitung kapasitas maksimum saluran
drainase (Qc) di DTA Klitren; dan 3) mengevaluasi kapasitas saluran drainase
berdasarkan nilai Qp dan Qc.
5. Berdasarkan
hasil perhitungan dan analisis, kapasitas maksimum Saluran Jl. Klitren, Jl.
Klitren Selatan, Jl. Tribrata, dan Jl. Langensari tidak mampu mengalirkan debit
banjir maksimum Sub DTA 1, Sub DTA2, Sub DTA 4a, dan Sub DTA 4 secara
berurutan, karena besar kapasitas saluran utama tiap-tiap Sub DTA tersebut
lebih kecil dibandingkan dengan debit banjir maksimumnya pada kala ulang 2, 5,
dan 10 tahun. Hanya Saluran Jl. Kusbini yang mampu mengalirkan debit banjir
rancangan pada semua kala ulang, yaitu, 2, 5, dan 10 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar